Biliard adalah sebuah cabang olahraga yang masuk dalam kategori cabang olahraga konsentrasi, sehingga sangat dibutuhkan ketahanan dan pemahaman mental yang benar serta harus ditunjang oleh kemampuan fisik yang prima agar mampu berprestasi lebih tinggi dan stabil.
Dalam kesempatan kali ini saya akam membahas sejarah permainan biliard sampai dan perkembangan biliard diindonesia. Tujuan dalam permainan ini diharapkan agar memasukkan bola secara berturut-turut darinomor 1 sampai nomor 9.Untuk memasukkan bola dapat dilakukan secara langsung,yaitu dengan memukul bola bernomor paling kecil yang ada diatas meja,atau mengkombinasikan bola sasaran dengan bola lain yang sekiranya dapat masuk ke dalam kantung meja.
Sejarah Permainan Billiard
Sejarah awal mula dari olahraga biliar sangatlah panjang. Permainan ini telah dimainkan oleh para raja sampai rakyat jelata. Meski demikian, dari mana asalnya permainan ini masih belum diketahui secara pasti. Beberapa sumber menyebut bahwa permainan ini berasal dari Prancis, Italia, Spanyol, atau Tiongkok. Namun banyak pula sumber yang menerangkan bahwa asal-usul permainan ini berasal dari Eropa Timur, yang populer dengan olahraga Croquet atau kriket. Kriket inilah yang menjadi cikal bakal biliar. Bisa dibilang kalau biliar adalah versi indoor dari kriket.
Dilansir jadi Berita dari berbagai sumber, biliar tadinya dimainkan di lapangan atau taman seperti halnya Croquet yang populer dimainkan di Eropa Timur dan Prancis pada abad ke-15. Pada akhirnya, biliar dipindahkan ke dalam ruangan dengan meja yang diberi taplak berwarna hijau menyerupai rumput.
Kata biliar (bahasa Inggris: billiard) sendiri diperkirakan berasal dari kata “billart” yang berarti tongkat kayu atau “bille” yang berarti bola. Pada awalnya, permainan ini dimainkan dengan dua bola pada meja yang berkantong enam dengan gawang seperti dalam permainan Croquet dan tongkat lurus yang digunakan sebagai sasaran. Memasuki abad ke-18, gawang dan sasaran pun tidak lagi digunakan, hanya tinggal bola-bola dan kantong-kantongnya saja.
Sejak awal tahun 1800an, permainan ini banyak dimainkan oleh kaum bangsawan yang oleh karena itu permainan ini pernah populer dengan nama Noble Game of Billiards. Namun banyak juga bukti-bukti yang menunjukan bahwa permainan tersebut telah dimainkan oleh orang-orang dari berbagai tingkat sosial. Pada tahun 1600an, permainan ini sudah cukup dikenal. Shakespeare pun menyebutkan permainan ini dalam karyanya “Antony and Cleopatra” yang disebut sebagai old egyptian sport (olahraga Mesir kuno).
Di Inggris, permainan biliar populer pada tahun 1675. Dan tahun itu pula diterbitkan buku peraturan biliar. Selanjutnya biliar dipopulerkan sebagai olahraga scientific oleh Captain Mingaud, seorang tahanan politik pemerintah ketika terjadi Revolusi Prancis. Saking cintanya dengan biliar, dia menolak untuk dibebaskan dari penjara ketika masa hukumannya berakhir.
Meski sudah diperkenalkan lebih awal, tongkat biliar baru dikembangkan pada akhir tahun 1600an. Ketika bola berada di dekat pinggiran meja, tongkat tersebut sulit untuk digunakan karena ujung tongkat yang besar. Jika hal tersebut terjadi maka para pemain biasanya akan mengunakan ujung lain dari tongkat untuk memukul bola. Ujung tongkat yang dipegang disebut “queue” yang berarti ekor, dari sana kemudian didapatkan kata “cue”, yang digunakan sebagai istilah untuk pemukul bola biliar hingga kini.
Meja untuk permainan ini, pada awalnya mempunyai pembatas vertikal di tepiannya yang berfungsi untuk mencegah bola jatuh. Pembatas tersebut serupa dengan tepi sungai (riverbanks) hingga disebut banks. Bola-bola tersebut dapat memantul hingga para pemain akan dengan sengaja mengarahkan pukulannya ke pembatas itu. Oleh sebab itu, terciptalah pukulan “bank shot”.
Di Inggris setelah tahun 1800, alat-alat yang digunakan untuk permainan ini berkembang karena revolusi industri. Kapur pun mulai digunakan untuk meningkatkan gesekan antara bola dengan cue, bahkan sebelum cue berujung. Ujung cue dari kulit mulai disempurnakan pada tahun 1823, berguna bagi para pemain untuk menghasilkan putaran samping (side-spin).
Pada akhirnya, biliar tetap bertahan hingga kini dan menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan dalam ajang olahraga. Di Indonesia sendiri, biliar juga termasuk populer di semua kalangan, meskipun masih kalah populer dibandingkan olahraga sepak bola atau badminton. (tom)
Perkembangan permainan billiard Di Indonesia
Permainan billiard di Indonesia pertama kali justru dipopulerkan oleh masyarakat kebanyakan, bukan golongan tertentu. Mereka kebanyakan punya banyak waktu senggang karena tidak punya pekerjaan yang tetap. Maka billiard sering dikonotasikan secara negatif. Namun setelah masyarakat mengetahui bila billiard merupakan permainan untuk kalangan atas di Eropa, maka masyarakat juga mulai tertarik memainkannya. Apalagi setelah ada beberapa pejabat dari dinas olahraga yang memperkenalkan cara bermain billiard melalui berbagai macam kompetisi atau kejuaraan. Maka permainan billiard makin berkembang, bahkan sudah punya organisasi resmi yang diakui oleh KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia).
Sejarah perkembangan olahraga billiar di Indonesia pertama kali muncul dari kalangan masyarakat lapisan bawah. Masyarakat tersebut sebagian besar merupakan orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan (pengganguran bahkan pekerja kasar) dan lokasi tempat bermainnya identik dengan tempat-tempat kumuh, sehingga pandangan negatif melekat pada olahraga itu. Hal ini sangat berbeda dengan asal perjalanan bilyar yang ditemukan abad ke 15 di Eropa Utara yang mengalami kemajuan pesat, sehingga menjadi kegiatan olahraga yang dilakukan oleh semua kalangan baik raja, presiden, pengusaha, dan anggota masyarakat lainnya.
Pada waktu Negara-negara Eropa melakukan penjajahan di daratan Asia, mereka (penjajah) membawa “kebiasaannya” tersebut yaitu bermain billiard ke lingkungan tempat mereka menjajah, diantaranya Indonesia, Philipina dan Negara Asia lainnya. Hal tersebut justru membuat olahraga billiard sangat popular di Asia sekarang ini dibandingkan di Negara-negara Eropa, bahkan para pemain-pemain professional billiard justru didominasi oleh orang-orang Asia. Hal ini terlihat dari munculnya pemain-pemain Asia yang sering menjuarai pertandingan billiard bergengsi. Seperti Efren Reyes, Fransisco Bustamante (Philipina), Cho Fong Pang (Taiwan). Bahkan yang lebih hebat lagi, pada tahun 2005 juara dunia billiard bola 9 dan bola 8 yaitu Wu Chia Ching, bocah berumur 16 tahun dari Taiwan. Serta masih sangat banyak lagi pemain-pemain Asia yang menjadi juara dunia atau menjadi pemain professional.
Demikiasn penjelasan tentang sejarah peramainan biliard semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan il,upengetahuan anda. Dalam bermain biliard tentunya kita wajib mengetahui sejarah dari permainanya, karena akan lebih bisa mendalami isi dari permainan biliard ini. Mungkin itu saja yang dapat saya sampaikan dan sampa jumpa di artikel merikutnya. "Salam Olahraga"
Demikiasn penjelasan tentang sejarah peramainan biliard semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan il,upengetahuan anda. Dalam bermain biliard tentunya kita wajib mengetahui sejarah dari permainanya, karena akan lebih bisa mendalami isi dari permainan biliard ini. Mungkin itu saja yang dapat saya sampaikan dan sampa jumpa di artikel merikutnya. "Salam Olahraga"
0 komentar